Budaya Positif Di Lingkungan Sekolah
Budaya positif adalah menekankan pada penciptaan lingkungan
belajar yang mendukung, inklusif, dan inovatif, dengan tujuan meningkatkan
kualitas pendidikan dan hasil belajar siswa. Berikut adalah beberapa elemen
utama dari budaya positif dalam kerangka ini:
1. Disiplin Positif
Disiplin positif adalah menumbuhkan disiplin yang
didorong dalam diri anak tanpa hukuman dan hadiah. Keluarga memerlukan aturan
dan batasan yang jelas tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan untuk
kepentingan bersama.
2. Motivasi Perilaku Manusia
Diane Gossen dalam bukunya Restructuring School Discipline,
menyatakan ada 3 motivasi perilaku manusia:
ada 3 motivasi perilaku manusia yaitu :
Untuk menghindari ketidaknyamanan atau hukuman.
Untuk mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang
lain.
Untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai
diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya.
3. Keyakinan Sekolah / Kelas
Keyakinan kelas merupakan sebuah nilai-nilai kebajikan
universal, yang telah disepakati secara tersirat dan tersurat. Pembentukan
Keyakinan Sekolah/Kelas · Keyakinan kelas bersifat lebih 'abstrak'
daripada peraturan, yang lebih rinci dan konkrit
4. Kebutuhan Dasar Manusia
Segala tindakan yang dilakukan oleh manusia berdasarkan
suatu tujuan, ada 5 kebutuhan yang mendasari perilaku manusia kebutuhan
untuk bertahan hidup (survival), kasih sayang dan rasa diterima (love and
belonging), kebebasan (freedom), kesenangan (fun), dan penguasaan (power).
Ketika seorang murid melakukan suatu perbuatan yang bertentangan dengan
nilai-nilai kebajikan, atau melanggar peraturan, hal itu
sebenarnya dikarenakan mereka gagal memenuhi kebutuhan dasar mereka. Untuk
lebih jelasnya, mari kita lihat satu persatu kelima kebutuhan dasar ini.
5. Posisi Kontrol
Ada 5 posisi kontrol yang umum dan biasa diterapkan seorang
guru, orang tua ataupun atasan dalam melakukan kontrol dan penerapan disiplin
disekolah.
Kelima posisi kontrol yang umum terjadi tersebut adalah;
Penghukum, Pembuat Rasa Bersalah, Teman, Pemantau dan ManajeL Dan berikut ini
uraian 5 Posisi kontrol dalam menerapkan disiplin di sekolah.
1. Penghukum
2. Pembuat Merasa Bersalah
3. Teman
4. Pemantau
5. Manajer
6. Segitiga Restitusi
Segitiga restitusi adalah proses menciptakan kondisi
bagi peserta didik untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa
kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih kuat (Gossen; 2004).
Melalui restitusi kita dapat membantu peserta didik menjadi
lebih memiliki tujuan, disiplin positif, serta memulihkan dirinya setelah
berbuat salah.
Penekanannya bukanlah pada bagaimana berperilaku untuk
menyenangkan orang lain atau menghindari ketidaknyamanan, namun tujuannya
adalah menjadi orang yang menghargai nilainilai kebajikan yang mereka pegang.
Komentar
Posting Komentar